Kamis, 29 Oktober 2015

REFLEKSI PERINGATAN SUMPAH PEMUDA

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari lahirnya sumpah pemuda, hari dimana para pemuda berkumpul melalui perwakilan-perwakilan daerahnya dari seluruh Indonesia berkumpul untuk melaksanakan kongres pemuda yang kemudian melahirkan “Sumpah Pemuda” sebagai implementasi pemuda pada masa itu untuk bersatu menghilangkan rasa primordialisme dan sekat-sekat kedaerahan serta memupuk jiwa Nasionalisme. Sampai sekarang pun, tanggal  28 Oktober menjadi tanggal yang selalu di peringati setiap tahunnya untuk mengenang dan menjadikan semangat kaum muda untuk tetap bersatu.
                Memaknai hari tersebut, mengenang semangat pemuda akan kebersamaan pada saat itu berbanding terbalik pada mental, moralitas dan semangat kebersamaan pemuda pada saat ini. keapatisan pemuda akan permasalahan bangsa dan lebih mementingkan ke-eksistensi-an pribadi maupun kelompok hingga timbul sentimen antar kelompok maupun pribadi sehingga menjadi permasalahan yang menghinggapi wajah pemuda pada saat ini. Keapatisan kaum muda merupakan penyakit yang timbul setelah masa reformasi dan makin massif setelah era globalisasi. Pada saat ini, banyak kaum muda yang menjadi individualis dan miskin akan kritis social. Hedonisme merupukan penyebab ke apatisan itu muncul, banyak kaum muda berlomba untuk mencari prestise sehingga melupakan permasalah social di sekitar mereka. Disamping keapatisan, penyakit kaum muda selanjutnya adalah mengenai perang akan eksistensi baik pribadi maupun kelompok. Eksistensi tersebut yang dimaksud adalah mengenai siapa yang paling berpengaruh diantara mereka. Konflik supporter sepak bola antara Viking vs The Jak merupakan salah satu bentuk konflik yang di pengaruhi akan perang eksistensi, siapa yang paling banyak pendukungnya dan siapa yang paling ditakuti. Belum lagi mengenai perang eksistensi antar ideologi dan aliran politik yang berbeda, alih-alih ingin membangun bangsa ini menjadi lebih baik malah justru terjebak akan konflik kepentingan yang didasari akan eksistensi kelompoknya.
                Dengan melihat permasalahan tersebut, sudah seharusnya kita sebagai pemuda yang akan menjadi penurus bangsa, untuk memaknai dan menghayati kembali maksud dan tujuan sumpah pemuda. Bersikaplah kritis terhadap suatu  hal, mulailah peduli dengan lingkungan disekitar, hilangkan sekat-sekat dan egoisme yang dikarenakan karena perbedaan pandangan maupun ideologi.


-Ariizal Fathurohman

Kamis, 21 Mei 2015

SIKAP KAMMI ATAS KRISIS MANUSIA PERAHU 2015

Krisis manusia perahu kembali membayangi negara negara ASEAN khususnya Indonesia. Terdamparnya kurang lebih 600 pengungsi yang berasal dari Rohingya dan Bangladesh di langsa, Aceh 16 Mei lalu dan fakta terkait terdapat ribuan pengungsi yang masih terombang ambing di laut lepas karena tidak diterima oleh negara bardaulat disekitarnya membuat suatu ironi kemanusiaan tersendiri, khususnya bagi Indonesia yang merupakan negara demokrasi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Arus deras pengungsi rohingya dari miyanmar menuju kawasan disekitar ASEAN merupakan suatu gambaran yang jelas bahwa telah terjadi tindakan kekerasan dan penindasan yang masih terjadi di Myanmar khusunya kepada etnis rohingya yang menjadikan mereka rela untuk mengarungi ganasnya lautan demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sikap pemerintahan Indonesia yang menolak para pengungsi ini masuk ke perairan Indonesia dan membiarkan mereka terombang-ambing dilaut lepas tidaklah sesuai dengan deklarasi universal HAM 1948 dan Declaration of erritotial Assylum 1967. Dalam eklarasi Universal HAM 1948 pasal 14 ayat 1 menyebutkan tentang setiap orang berhak mencari dan mendapatkan suaka di negara lain untuk melindungi diri dari pengejaran. Hak atas kebebasan ini dipertegas lagi dalam Declaration of Territorial Asylum 1967yang menyatakan bahwa :
Setiap orang memiliki hak untuk mencari dan menikmati suaka di negara lain karenakekhawatiran mengalami penyiksaan.
Hak ini tak dapat dimohonkan dalam kasus-kasus yang sifatnya non politis ataupunkarena tindakan-tindakan yang bertentangan dengan maksud dan prinsip-prinsip yangterkandung dalam piagam PBB.
Walaupun Indonesia belum meratifikasi kedua deklarasi tersebut dan baru ada inisiasi ratifikasi dengan memasukannya kedalam RANHAM pemerintah tahun 2010-2014 . Namun pemerintah seharusnya mendahulukan asas kemanusiaan terhadap para pengungsi tersebut bahwa terdapat ribuan jiwa yang terombang ambing dilaut lepas dan ditolak oleh hamper seluruh negara ASEAN untuk mendarat kewilayah mereka. Padahal pemerintah Indonesia sebelumnya pernah mencatat sebuah sejarah kemanusiaan yang luhur dengan menampung para pengungsi Vietnam tahun 1970. Pemerintah saat itu menyediakan pulau galang sebagai tempat penampungan sementara para pengungsi Vietnam yang berjumlah 250.000 jiwa selama lebih dari 17 tahun sebelum dipulangkan secara sukarela maupun dipindahkan ke negara pihak ketiga .

Dengan ini kami mengambil sikap untuk
Meminta pemerintah untuk berani mengambil kebijakan atas krisis manusia perahu 2015 dengan  memeberikan tempat penampungan sementara yang layak bagi para pengungsi sampai dengan batas waktu yang telah disepakati oleh setiap stakeholder terkait.
Mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta membantu krisis manusia perahu 2015 dengan segenap kemampuan yang dimiliki.

Jumat, 24 Januari 2014

Pemilu Serentak, Ide Segar Percaturan Politik Indonesia



Oleh : Muhammad Ali Husein
          Kepala Departemen Kajian dan Strategis KAMMI Kathoza 2013

            Ide segar yang dibawa oleh Effendi Ghazali, Ph.D. (Pakar Komunikasi Politik) dan Prof. Yusril Ihza Mahendra (Pakar HTN) kini menjadi formula baru dalam nestapa stagnasi pemilu Indonesia.  Gagasan segar ini adalah pemilu serentak bagi pemilu Legislatif dan pemilihan Presiden. Tren ini dibilang baru bagi rakyat Indonesia setelah 10 pemilu yang pernah diadakan di Republik ini, tak ada satupun pemilu yang dilaksanakan serentak untuk pemilihan Legislatif dan Presiden. Dari akumulasi pemilu yang sudah-sudah, publik mengalami kegamangan politik, jenuh, cemas, dan resah dengan stagnasi pemilu Indonesia.

Rabu, 27 November 2013

AKU MENGGUGAT



Siapa merasa detik-detik itu dengan halus menggerogoti satuan masa. Meniupkan lalai di atas kesadaran manusia yang tak siaga. Kaki dan tangan ini semakin gaduh, riuh mempersiapkan penyambutan calon-calon cendekiawan yang akan segera bergabung. Menyumbang jejak bersama kaum yang memperjuangkan idealisme. Membangun mimpi besar peradaban yang Allah titipkan.
Bulan Juni... Siapa yang tidur dibangunkan. Yang malas diberi semangat. Yang tak berwawasan diberi ilmu. Sema hidup, bergerak, aktif menyambut momentum besar. Dan akupun masuk dalam daftar orang-orang yang dibangunkan tanpa mengetuk pintu ijinku terlebih dahulu. Karena kata mereka, ini adalahkewajiban. Ya kewajiban!!!
“Kita harus menyusun strategi. Mahasiswa baru adalah target besar dakwah kita untuk merekrut kader sebanyak-banyaknya.”
Suara itu lantang memekakkan telinga. Mendesak tembok-tembok kokoh ruang sempit yang terpencil. Diam-diam, sebongkah daging yang terlindung dada mulai membisikkan tanya?

Selasa, 23 Juli 2013

Kontestasi Bursa Capres 2014, Sebuah Manuver Elit Politik Partai



Oleh : Muhammad Ali Husein 
Kadept Kastrat Kathoza 2013

Sebuah fenomena singularis yang tak asing menjelang perhelatan akbar politik 2014 kembali mencuat ke permukaan, apalagi kalau bukan komunikasi politik antar elit parpol. Ya, komunikasi politik antar elit parpol sudah banyak digalakkan demi menyambut pesta demokrasi 2014 kelak.

Tak hanya itu, beberapa parpol pun sudah meneguhkan siapa elit politik terbaik dari partainya yang siap bersaing dalam pergelutan rivalitas menuju RI1. Sebut saja Hatta Rajasa (PAN), Prabowo (Gerindra), dan Abu Rizal (Golkar) yang sudah dipastikan maju dalam bursa pencapresan berdasarkan dekrit partainya. Bahkan sudah ada elit politik yang sudah menggondol pasangannya, siapa lagi kalau bukan pasangan Wiranto-Harry Tanoe (Hanura) yang jelas-jelas memelopori simpul massa dalan civil society. Hal ihwal peta politik yang semakin memanas, ternyata masih ada beberapa parpol yang belum meneguhkan siapa elit politik terbaiknya yang akan maju dalam persaingan kontestasi RI1, yakni ; PKS, Demokrat, dan PDIP.

Minggu, 07 Juli 2013

KAMMI KATHOZA SAMBUT RAMADHAN DENGAN HOME STAY DI DESA BINAAN



Oleh: Lilis Ardiyanti
Kadept Jaringan dan Propaganda KAMMI KATHOZA 2013
 
Aksi sambut Ramadhan dilakukan di berbagai daerah di belahan dunia dengan berbagai cara tak terkecuali di Purwokerto. KAMMI KATHOZA tahun ini menyambut Ramadhan dengan melakukan HOME STAY Desa Binaan di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Acara ini diadakan selama dua hari, dimulai dari sabtu pagi sampai ahad siang (6-7 Juli 2013).

Sabtu, 15 Juni 2013

PRES RELEASE TOLAK KENAIKAN HARGA BBM



Oleh: KAMMI Purwokerto

Sehari setelah Aksi Tolak Kenaikan BBM pada hari Jum’at (14/06/13), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Purwokerto kembali meneruskan tuntutannya ke DPRD Banyumas pada hari Sabtu (15/6/13), setelah pada sebelumnya gagal melakukan audiensi karena anggota Dewan dan Pemda sedang melakukan Kunjungan Kerja. 

Pemberian Petisi di Gedung DPRD pada hari Sabtu (15/06/13) pagi hari dilakukan lantaran padatnya jadwal anggota Dewan dan Pemda yang sedang Kunjungan Kerja. Petisi diberikan oleh Ketua Komisariat Soedirman, Ibrahim Kholilullah kepada salah seorang Fraksi Parpol di DPRD untuk diteruskan ke bagian aspirasi dan diteruskan ke seluruh elemen DPRD untuk dijadikan bahan pertimbangan dan aspirasi.

KAMMI menjadi elemen gerakan di Purwokerto yang sudah melakukan aksi dan meneruskan Petisi baik ke DPRD maupun langsung ke Hatta Rajasa Meko Perekonomian RI. Pemberian Petisi Tolak Kenaikan Harga BBM KAMMI Purwokerto ke Menko Perekonomian RI diberikan melalui KAMMI Komisariat UNY Jogja pada bulan Mei 2013 silam. 

“KAMMI Purwokerto akan tetap melakukan advokasi dan siap kembali membela rakyat dalam permasalahan harga BBM pada tahun 2013 ini”, tutur salah seorang Kader KAMMI, Muhammad Ali Husein.