”RABBANAA LAA TUZI’ QULUU BANAA BA’DA IDZHADAITANA WA HABBLANA MINLADUNKA RAHMAH, INNAKA ANTAL WAHHAB.”
(wahai
Tuhan kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan
setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah rahmat
kepada kami dari sisiMu,sesungguhnya Engkau Maha pemberi. Q.S Al
Imran:8)
ua kita kristen tentu saja sudah pasti kita juga." Saat itu aku tercengak dengan perkataanya, bagaimana mungkin seorang muslim berkata seperti itu? Akhirnya ku jelaskan sebisa mungkin dengan pendapat yang bisa dimengerti. Yah memang sudah banyak fenomena – fenomane seperti ini saya temui dikampus. Dari yang mulai ragu - ragu akan Kebenaran islam,ada yang percya tapi tidak menjalankan,atau yang percaya Tuhan tapi liberal,dan bahkan yang tak percaya sama sekali (atheis).
saat itu dia terdiam dengan penjelasanku,Lalu
bertanyaan lagi, kalau begitu is hidayah itu tergantung apa? Bagaimana
cara bekerjanya hidayah Allah itu???
Saat itu aku hanya menjawab,
bahwasanya di dalam Al-Qur'an telah dituturkan Allah memberikan hidayah
kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. ini di terangkan di dalam Q.S.2:256, Q.S 6:146, Q.S 10:99, Q.S 13: 31, Q.S 32: 13.
Namun jangan salah makna, jangan diartikan bahwa Allah secara random
memilih manusia sekehendak-Nya. Tentu kita tahu pasti jawabannya : Bukan
demikian. Karena Allah Maha Adil, Maha bijaksana jadi nggak mungkin
Allah memberikan Hidayah secara random to? pasti semua telah diatur
sedemikian rupa. Akhirnya ada pertanyaan lagi,Lalu siapa sosok yang
dikehendakiNya itu? Jawabannya ada pada kisah nabi Ibrahim AS, yang
selama beberapa waktu "memburu" Tuhan. Mulai dari bulan, matahari yang
ia anggap Tuhan, namun dengan keteguhannya ia terus mencari kebenarannya
samapi akhirnya ia temui kebenarannya, Allahlah Tuhan semesta alam,
bukan matahari ataupun rembulan. Kesimpulannya, hidayah diberikan kepada
siapa saja yang menggunakan akal pikirannya . Akal
pikiran inilah yang menjadikan kita berbeda dengan makhluk lainnya,
dengan akal inilah pula Allah menghendaki kita memahami tanda - tanda
kebesarannya. Bahkan karena manusia diberi akal maka manusia bisa lebih
mulia dari malaikat sekalipun. karena hal ini juga tentunya kenapa
khalifah di muka bumi bukan dari kalangan malaikat tapi justru manusia.
karena manusia punya akal dan kecerdasan. yah walau karena akal dan
kecerdasan juga tak sedikit manusia yang kemudian menjadi sombong dan
kemudia meninggalkan Tuhannya. ini karena mereka tak mau memahami tanda
tanda kebesaran dari Allah SWT. Jadi, bisa disimpulkan akal adalah
instrumen pertama untuk menjumpai Allah. Afalaa ta'qiluun!
Nah
muncul permasalahan lagi, benarkah hidayah itu diberikan kepada semua
manusia yang berakal? Ternyata tidak, ternyata masih ada persyaratan
selanjutnya. Persyaratan yang kedua yaitu keterbukaan. Kita bisa melihat
banyak kisah – kisah terdahulu ketika kepada manusia dikabarkan
bukti-bukti kebenaran Allah yang tak terbantahkan, selalu ada dua sikap
manusia. Yang pertama menerima bukti itu dengan sikap terbuka, dan yang
kedua mengingkari bukti itu dengan sikap tertutup.
Seperti doa Rasulullah yang berdoa ”
Ya Allah, perkuatlah Islam dengan salah satu dari dua amr yang lebih
Kau cintai. Umar ibn Khatab atau Amr ibn Hisyam (Abu Jahal)”. Pada
akhirnya Allah menghendaki Umar Bin Khatablah oarang yang kemudian
bersama Rasulullah membela islam. Artinya dalam hal ini Umarlah yang
terpilih untuk diberi hidayah oleh Allah SWT. Kenapa demikian? Kenapa
bukan Abu jahal? Toh dia juga munisia yang berkal, cerdas dan bermoral
pula. Tentu karena umar mau terbuka jawabnya. Walau awalnya ia sama
dengan kaum kafir yang lainya, menolaknislam dan memusuhi islam, Pada
akhirnya umar membuka hatinya dan mau mengakui kebenaran islam setelah
mendengarkan ayat suci Al Qur’an yang dibacakan adik perempuannya. Tidak
seperti Abu Jahal yang secara akal dia paham akan kebenaran yang
disampaikan nabi Muhammad,namun karena Egonya ia menolak kebenaran itu.
Jadi,
orang-orang yang dikehendaki Allah untuk memperoleh petunjuknya adalah
orang-orang yang menggunakan akal dan terbuka hatinya. Bukan
orang yang kepala batu. Semoga kita adalah orang – orang yang Berislam
dan menerima Al-Qur'an bukan dikarenakan kita terlahir dari orang tua
yang beragama Islam. Tapi karena kita sudah menggunakan akal kita untuk
mencari kebenaran itu, dan senantiasa menjadi manusia yang berilmu
lalu dengan tangan terbuka da hati yang ikhlas kita menerima semua
Kebenaran itu.
* Tersemai doa Untuk saudaraku semuanya semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan hidayahnya kepada kita semua. Serta senantiasa istiqomah di jalannya.
* juga untuk saudara dan sahabat yang mulai atau sedang bimbang, semoga hidayahNya juga menyertai kalian smua.
>Iis Suciyati (Ketua Umum KATHOZA 13/14)<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar