Rabu, 18 Juli 2012

Quo Vadis KAMMI (Purwokerto) Bergerak ?

(Sebuah catatan presidium II MUSDA VII KAMDA Purwokerto)

Oleh : Firman Nugraha
“Setiap kali saya menghadapi masalah – masalah besar,
maka yang ku panggil adalah anak muda”
(Umar bin Khatab)
Dalam renungan saya pernah berbisik hati , “ jika saat ini khususnya di Purwokerto tidak ada KAMMI , IMM , HMI, PMII, dan ormawa lainnya, apa yang akan terjadi ? “ . akankah masyarakat merasa kehilangan , kelimpungan , resah dan gelisah , sehingga akan mencari cara dan berusaha untuk mempertahankan karena sangat membutuhkan kehadirannya ? atau masyarakat akan adem – adem saja , karena ada dan tidak ada ormas itu tidak banyak memberikan pengaruh terhadap hajat hidupnya. Yang tambah ngeri lagi jika masyarakat akan bersifat acuh tak acuh terhadap ormawa – ormawa ini karena ada dan tidak adanya sama saja.
Berbeda halnya jika kita merunut sejarah pergerakan para founding father khususnya saat mendirikan ormas islam dahulu untuk menjawab persoalan masyarakat. Mereka berhimpun dan mensinergiskan kekuatan – kekuatan personal untuk melakukan dakwah sistematis demi menjawab permasalahan pada zamannya yang pada saat itu ormas islam hadir dalam situasi yang sangat genting (zaman perjuangan kemerdekaan) tetapi para pendirinya telah membuktikan bahwa ormas yang dibangunya dengan sejumlah idealisme dapat memberikan jawaban kongkrit terhadap kebutuhan masyarakat. Ormas islam saat itu banyak menelorkan prestasi – prestasi prestisius walaupun tanpa penghargaan yang setimpal apalagi mendapatkan medali atau sertifikat atas jasa – jasanya.
Dalam rangka mengabdikan dirinya kepada masyarakat, founding father tidak hanya berbekal semangat , tetapi mereka wujudkan dengan mencurahkan seluruh pikirannya , tenaganya , maupun hartanya. Jadi ormas merupakan wasilah (alat semata) saja ketika berbicara umat, bukanlah merupakan tujuan dari sebuah keinginan. Alhasil kehadiran ormas – ormas ini begitu antusias ditanggapi masyarakat sehingga dalam waktu yang relatif cepat dapat berkembang pesat hingga ke pelosok pedesaan.
Sebagaimana alot diwacanakan pada saat MUSDA VII KAMDA Purwokerto mengenai arah gerak KAMMI Purwokerto kedepan sebagai salah satu elemen ormas islam, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa dengan posisi saat ini KAMMI purwokerto memiliki lapangan garapan yang luas dan strategis ; pertama, KAMMI khususnya di Banyumas dan sekitarnya memiliki fungsi yang strategis untuk melakukan high politic yaitu dengan berperan sebagai mitra strategis (sanding maupun tanding) dalam mengawal pembangunan daerah kedepan. Fungsi ini harus terus ditingkatkan dengan upaya (kaderisasi) merevitasilsasi kompetensi kader KAMMI sehingga hubungan strategis KAMMI dengan pucuk kekuasaan (pemda) terbangun atas dasar kompetensi kader yang mumpuni (ilmu yang amaliah, amal yang ilmiah) dan pada gilirannya KAMMI Purwokerto memiliki posisi tawar yang kuat di mata suprastruktur politik daerah.
Kedua, Tentunya harus selalu kita renungkan dalam meretas jalan panjang ini bahwa KAMMI sebagai wadah perjuangan, menjadi penting untuk selalu memberikan kontribusi bagi umat pada setiap zamannya yaitu dengan proses pemberdayaan dan pencerdasan umat. Pola – pola gerakan yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat ini tidak kalah penting dan strategis daripada aspek perjuangan politik elit. Secara praktis hal ini penting untuk menepis asumsi bahwa ada ataupun tidak adanya KAMMI sama saja bagi masyarakat. Perlunya revitalisasi peran KAMMI dalam masyarakat ini adalah untuk membuktikan (meyakinkan) kepada masyarakat bahwa KAMMI berdiri semata atas kepentingan umat. ranah kemasyarakatan sejatinya merupakan laboratorium bagi organisasi pergerakan semacam KAMMI, karena di wilayah inilah terjadi banyak fenomena sosial yang didalamnya kader – kader KAMMI harus dapat mengambil peran strategis sebagai aktor untuk berlatih melakukan rekayasa sosial. Pentingnya melakukan pendekatan – pendekatan sosial bagi KAMMI juga tentunya adalah untuk memperkaya khasanah referensi gerakan mahasiswa yang dituntut untuk selalu adaptif dengan kondisi Zamannya. Dengan melakukan pergulatan sosial lah seorang kader KAMMI akan menemukan fakta – fakta rill di lapangan yang pada gilirannya KAMMI akan mampu menjadi trendsetter bagi model gerakan mahasiswa karena dapat memposisikan benar peranya sebagai living movement. Kredibilitas KAMMI di mata masyarakat dapat tersampaikan secara baik dengan hanya melakukan kinerja – kinerja efektif di lapangan kemasyarakatan. Oleh karena itu, tidak bijak kiranya jika organisasi – organisasi kemahasiswaan terlalu di dominasi oleh wacana – wacana melangit tidak membumi yang jauh dari konteks kekinian dan kedisinian. Menjadi penting bagi KAMMI untuk terus melebarkan sayap dakwahnya dengan sebaran kader potensial di berbagai sektor semata – mata perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan panggilan untuk menyejarah dalam setiap Zamannya .
“KAMMI sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat islami Indonesia”. begitulah rupanya visi luhur (philoshopical grondslag) gerakan kita yang menuntut kerja total kadernya dalam berproses mempersiapkan diri untuk menjadi para pemimpin dalam sebuah tim impian masa depan. Kondisi kita (kaum muda) saat ini merupakan wajah masa depan Indonseia. Intensitas pergulatan kita lah yang akan menentukan kualiatas kepemimpinan kita dalam menyelesaikan permasalahan bangsa ini, oleh karena itu, tidak sepantasnya kita berpangku tangan , bermanja – manja dan menyerah atas keadaan bangsa yang kian terseok – seok ini. Dengan pergulatan yang seriuslah sosok muslim negarawan itu muncul, yaitu Mereka yang berbicara persamaan bukan perbedaan , mereka yang berbicara kinerja, bukan janji – janji, Mereka yang tangguh dan tidak dibuat panik oleh masalah – masalah kecil, Dan mereka yang berbicara narasi (ide) bagaimana mengantarkan Indonesia memimpin peradaban. Sebagaimana dituturkan oleh Anis Matta dalam orasinya bahwa ” Peradaban – peradaban besar adalah karya akumulatif antar generasi”, bangsa ini berdiri bukan atas darah satu orang , tidak atas keringat satu orang , dan bukan atas air mata satu orang, juga bukan atas ide satu orang.!!, oleh karenanya yang dibutuhkan bangsa ini bukanlah satu orang pemimpin , bukanlah satu orang presiden, tetapi adalah sebuah tim impian Indonesia. Dan dalam semua cita – cita ini , kita tidak sedang bebicara jabatan apa yang akan kita duduki,Tidak!!, karena hal itu tidak penting, jabatan itu berbeda dengan karya, jabatan itu berbeda dengan kemampuan dan produktifitas. Bahkan seringkali jabatan itu hanya menurunkan kehormatan kita jika jabatan itu tidak sebanding dengan kemampuan yang kita miliki.
Dan KAMMI, KAMMI hanyalah sebuah kelompok kecil, hanya setetes air di lautan Indonesia, hanya setetes darah para pahlawan yang pernah tumpah di negeri ini, hanyalah sedikit ide yang pernah berkecamuk di alam pikiran bangsa ini, oleh karenanya dengan keseriusan berharokahlah KAMMI insyaAllah akan mengambil gilirannya untuk menjadi bagian besar dalam membangun Indonesia berperadaban atas kemampuan , produktifitas , dan karya yang nyata berkontribusi di lingkungan sekitar.!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar