
Hingga memasuki dekade kedua era reformasi ini, gerakan reformasi 1998 rupanya masih selalu menjadi referensi heroisme gerakan mahasiswa. Yang seolah menjadi satu – satunya sumber pemacu semangat para aktifis pergerakan mahasiswa untuk terus berwacana mengenai pergerakan mahasiswa. Sejurus dengan usia reformasi ini, KAMMI yang notabene memasuki usia balighnya, rupanya belum mampu lagi mengobjektifikasikan peran dan posisinya sebagaimana prestasi gemilang yang pernah dicapai pada fase awal gerakan reformasi 1998. Pasca saat itu, KAMMI seolah kehilangan momentum dan sulit mencari momentum kontribusinya itu. Kini, jika disorot dari perspektif kemasyarakatan , kebangsaan maupun kenegaraan - peran konstruktif KAMMI hampir tidak terlihat signifikansinya sebagai bagian elemen pembangun negeri ini. tidak tampak prestasi – prestasi besar yang bisa dibanggakan dalam konteks lapangan luas yang seyogyanya menjadi catatan kecemerlangan yang menghiasi perjalanan pergerakannya.
Mengutip perkataan Deni Priyatno, Sekjen PP KAMMI 2009 – 2011, mengatakan bahwa “saat ini gerakan dakwah ini sedang akan bahkan sedang memasuki fase menegara“. Hal ini merupakan realitas tuntutan kekinian bagi gerakan dakwah untuk lebih memantapkan gerakannya, melebarkan sayap dakwahnya memasuki fase menegara. Pemahaman terhadap realitas tuntutan seperti ini sebenarnya sudah dipahami oleh KAMMI sejak awal fase kelahiranya sebagai gerakan dakwah kontributif yang menegara sebagaimana dirumuskan dalam visi – misi, kredo , paradigma maupun prinsip gerakannya. Ketentuan – ketentuan prinsipil ini merupakan bukti bahwa gerakan yang dibangun dengan “idealisme langit” ini merupakan suatu elemen gerakan yang berorientasi pada prestasi – prestasi dengan skala kemasyarakatan , kebangsaan dan kenegaraan.
Sebagai wadah perjuangan yang menciptakan para pemimpin masa depan, menjadi penting bagi KAMMI untuk intensif mengaktualisasikan gerakan dengan mentransformasikan dan mengartikulasikan idealismenya untuk berdialektika menghadapi realitas medan dakwah yang kini semakin kompleks. Oleh karenanya, ditengah kompleksitas permasalahan umat ini KAMMI harus mampu menunjukan kerja – kerja efektifnya sebagai sebuah gerakan transformasional yang memiliki kejelasan dan ketegasan narasi gerakan / platform kebijakannya dalam konteks kemasyarakatan , kebangsaan maupun kenegaraan.
KAMMI sebagai gerakan mahasiswa kenamaan harus berani memunculkan tema – tema besar kebangsaan yang kemudian dijabarkan dalam sebuah dokumen kebijakan strategis (blue print) yang disusun secara sistematis sesuai dengan wilayah kerja dari mulai KAMMI hulu sampai KAMMI hilir. KAMMI harus sudah mengantongi platform kebijakan seperti dalam bidang politik – hukum , ekonomi – kesejahteraan, dan sosial budaya. Dimana platform kebijakan itu merupakan hasil analisa dari permasalahan dalam bidang - bidang tersebut yang kemudian diformulasikan peta solusinya sebagai agenda perjuangan KAMMI dalam lapangan kemasyarakatan , kebangsaan ,dan kenegaraan. Dengan platform kebijakan yang jelas maka KAMMI akan mampu menjadi gerakan hidup yang memiliki bargaining position yang kuat, yaitu karena tawaran – tawaran solutif yang pada gilirannya menjadi kewibawaan tersendiri bagi KAMMI dimata stekeholder gerakannya.
Seperti untuk saat ini, di tengah krisis multidimensi yang belum kunjung pulih dan gejala konflik, percekcokan , perdebatan dan silang sengketa yang semakin meluas tidak ada ujung pangkalnya, baik bersifat vertikal yaitu antar kelompok warga dengan pemerintah , maupun yang bersifat horizontal antar warga masyarakat sendiri dihampir seluruh wilayah Indonesia, perlu kiranya wacana rekonsiliasi nasional diisukan kembali. Tema rekonsiliasi nasional kini menjadi tema yang representatif sesuai kondisi negeri sekarang ini oleh karenanya sangat strategis guna mewujudkan permufakatan dalam rangka sinergisasi semua elemen bangsa untuk menciptakan perdamaian ataupun peredaan ketegangan dalam kehidupan nasional kita, sehingga agenda reformasi , rekonstruksi , restrukturisasi , rehabilitasi dan rekonsolidasi dapat segera dilakukan dengan sebaik – baiknya.
Dengan tema rekonsiliasi nasional kiranya KAMMI dapat berperan sebagai pelopor dari sebuah gerakan permufakatan nasional yang sangat urgen dilakukan ditengah kemajemukan bangsa yang tak terkelola dengan baik ini. Dalam lapangan – lapangan seperti inilah kader KAMMI akan menuai kembali prestasi dan pengilmuan tentang bagaimana menggagas dan bekerja untuk Indonesia yang baru. Yaitu dengan tema – tema besar gerakan yang terus digagas dan platform kebijakan yang jelas dan tegas. Semoga !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar